Dalam hal ini terdapat teori yang paling mutakhir tentang jenis-jenis intelegensi, yaitu teori Multiple Intelligence ‘kecerdasan majemuk’ yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner.
Sekitar
dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah
teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit
daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia juga
mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda.
Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunyaThe Theory of Multiple Intelegence,
mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan
Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda tersebut
meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan
logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan
komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4)
kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan
interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan
tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan
yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistic-Verbal
Kecerdasan
ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu
mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis,
dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam
berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan
penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang
terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan
pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi:
pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum,
pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV,
dan sebagainya.
2. Kecerdasan Logiko-Matematik
Kecerdasan
ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi
dalam pemikiran.. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika
seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar
dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu,
menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara
matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu
mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi
mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan
belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu
juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan
hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap
bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi:
auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer
komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan
ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci
gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat
memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah
lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara
goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan
mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis
mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah
datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat
memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan
kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti
fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut
untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti
terhadap gambaran tersebut.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
· Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
· Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
· Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
· Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
· Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
· Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
· Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi:
insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer
interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
4. Kecerdasan Ritmik-Musik
Kecerdasan
ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam
benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh
musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena
harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang
tersembunyi di dalam jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang
mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok
orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu
disertai dengan alunan musik.
Banyak pakar berpendapat bahwa
kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan
dilihat dari sudut pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan
irama dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan,
meningkatkan kebanggan nasional dan mengungkapkan kasih saying untuk
orang lain.
Kecerdasan musikal dapat member nilai positip bagi
siswa karena: (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c)
meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan
imajinasi.
Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008)
menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik
selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46%
sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya
meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih
suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya belajar
auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam
memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan
informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka
tidak menyadarinya.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
e. Mampu menciptakan komposisi musik.
f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
g. Menyukai dan mampu bernyanyi.
h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
i. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi:
DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik,
penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru
musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan
ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang
penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk
memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir
semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur
berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap,
“berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia
remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik.
Kecerdasan ini
amat penting karena bermanfaat untuk (a) meningkatkan kemampuan
psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c)
membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang tentu (d)
meningkatkan kesehatan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
·
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam
menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide,
pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani
objek.
· Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
· Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
· Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
· Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
· Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.
Profesi:
ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik /
montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet
profesional, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan
ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang
lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat
memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan
teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Orang dengan
kecerdasan Interpersonal memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat
amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di
dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang
tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain,
orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang
lain.
Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak
dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki jaringan
sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang
yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan
diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (b) berhasil
dalam pekerjaan.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
b) Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
c) Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
d)
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda,
mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu
bekerja sama dengan orang lain.
e) Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
f) Mau melihat sudut pandang orang lain.
g) Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi:
administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia /
humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi,
tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Oliver Wendell Holmes berpendapat:
Apa yang didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang
kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah
kira-kirapandangan yang dianut oleh orang yang memiliki kecerdasan
intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang
menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan
bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang dengan
kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka
sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka juga mampu mngendalikan
emosis mereka untuk membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan
kehidupan mereka sendiri.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
b) Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
c) Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
d) Mengembangkan konsep diri dengan baik.
e) Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
f) Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
g) Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan
untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam
keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang
membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli
konservasi lingkungan.
Menurut Wilson dalam Anxs
(2007), kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali berbagai jenis
flora dan fauna serta kejadian alam, misalnya asal-usul binatang,
pertumbuhan tanaman, terjadinya hujan, manfaat air bagi kehidupan, tata
surya, dan kejadian alam lainnya. Kecerdasan naturalis ini berkaitan
dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap
pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan
sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam,
dan mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat
dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi.
Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
c. Mampu mengenali pola di antara spesies.
d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
e. Senang memelihara tanaman, hewan.
f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi:
dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus
organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum
zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
Other
intelligences have been suggested or explored by Gardner and his
colleagues, including spiritual, existential and moral intelligence.
Gardner excluded spiritual intelligence due to what he perceived as the
inability to codify criteria comparable to the other “intelligences”.
Existential intelligence (the capacity to raise and reflect on
philosophical questions about life, death, and ultimate realities) meets
most of the criteria with the exception of identifiable areas of the
brain that specialize for this faculty. Moral capacities were excluded
because they are normative rather than descriptive.
Dalam
buku terbarunya, ‘Intelligence Reframed : Multiple Intelligence for The
21st Century’ (1999), Howard Gardner, menambahkan dan menjelaskan 9
kecerdasan, yaitu:
9. Kecerdasan Eksistensial (kecerdasan makna)
Anak
belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di
sini?” “Untuk apa kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam keluarga,
sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi
antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar